Faktanya ummat islam,
termasuk masyarakat Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha, guna ikhtiar
menjemput rezeki Allah, yang kata Rasulullah, bahwa 9 dari 10 pintu rezeki
berada di perdagangan.
Ada yang merasa bahwa
'ucapan kompor' tersebut sebagai cambuk motivasi, ada pula yang merasa 'ucapan
kompor' itu adalah penghinaan. Yah, terserah saja ~
Nah kalau begitu berikut
inilah alasan kenapa harus menjadi pengusaha dan jangan menjadi karyawan :
1. Kalau karyawan,
dari pertama melamar kerja, sampai mau berhenti kerja, harus memberi waktu,
tenaga, stamina, jasa, dan sebagainya, barulah dia bakal dibayar (digaji).
Kalau dia sedang sakit, atau ada halangan, sehingga tidak bisa kerja, tidak
bisa memberi waktu, maka dia tidak dibayar (tidak digaji).
2. Kalau pengusaha,
awal-awalnya dia harus kerja, baru dapat bayaran. Tapi, lama-lama, nanti dia
nggak usah kerja pun, dia bakal dapat bayaran. Mau dia lagi sakit, uang bakal
tetap masuk ke kantong dia. Mau dia lagi jalan-jalan, uang bakal tetap masuk ke
kantong dia.
3. Lebih baik kecil
jadi bos, daripada gede jadi kulit. Kuli kerja, ntar dapat makan. Kuli nggak
kerja, nggak dapat makan. Kalau bos, kerja atau nggak kerja pun dapat makan.
4. Karyawan, memiliki
sifat 11P. Yakni, Pergi Pagi Pulang Petang Pinggang Pegel Pala Pusing
Penghasilan Pas-Pasan. Hehehe!
5. Karyawan, kudu
kerja seharian, hampir 12 jam, kurang lebih, selama 5-6 hari. Waktunya
diatur-atur orang.